PENTINGNYA PENERAPAN ISI KANDUNGAN ALQUR’AN DALAM MEMBENTUK AKHLAK PESERTA DIDI


 
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Akhlak remaja pada zaman sekarang ini sudah berubah sesuai dengan perubahan zaman. Bangsa Indonesia yang seharusnya menjadi bangsa yang penuh dengan kreatif, inovatif perlahan-lahan memudar seiring semakin menipisnya kesadaran dari para pemuda untuk menciptakan inovasi mengenai perubahan. Para pemuda Indonesia zaman sekarang, terlebih pada para kaum remaja, mereka cenderung mengikuti tren-tren yang terjadi pada saat ini.   Dapat dikatakan pemuda Indonesia sekarang ini cenderung sebagai follower (pengikut) daripada sebagai trendsetter. Jika sudah seperti ini, itu artinya Bangsa ini walaupun sudah merdeka secara fisik, tapi belum merdeka secara batin. Contohnya adalah Bangsa ini sudah dijajah oleh Bangsa lain dengan kehadiran berbagai macam hiburan, seperti halnya dalam hal teknologi maupun dalam hal Fashion. Pertama, dalam hal teknologi misalnya adanya smartphone, yang didalamnya terdapat banyak aplikasi yangmana dalam smartphone bisa mengakses informasi ke berbagai belahan dunia. Yang kedua mengenai Fashion, Bangsa Indonesia yang pada umumnya menganut adat ketimuran yang terkenal dengan kesopanannya, kini telah digeser oleh bangsa barat dengan adanya fashion yang tidak sesuai dengan adat ketimuran. Kedua hal tersebut hanya sebagian besar dari beberapa hal yang sekarang sudah merusak akhlak para pemuda Bangsa ini.
Akan tetapi ini bukan sepenuhnya salah dari para pemuda tetapi juga dari para orang tua yang belum bisa mengarahkan para anak-anaknya untuk kejalan yang benar, atau yang tidak memasukkan anak-anaknya untuk ke lembaga pendidikan yang lebih baik, juga para pendidik yang tidak mengajarkan kepada anak didiknya untuk menganut hal-hal yang baik sebagaimana yang dianjurkan dalam al-Qur’an.
Hal seperti ini dapat terjadi dikarenakan karena mereka tidak berpegang teguh pada al-Qur’an, yangmana sudah jelas-jelas al-Qur’an adalah sebagai pedoman hidup bagi manusia untuk hidup lebih baik lagi didunia ini. Jika hidup berpegang pada al-Qur’an maka kita tidak akan dengan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik untuk hidup kita dan juga hal ini dapat menjaga akhlak kita supaya lebih baik lagi.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana hubungan isi kandungan alqur’an dalam memperbaiki akhlak peserta didik?
2.      Bagaimana cara menerapkan isi kandungan al-Qur’an untuk memperbaiki akhlak peserta didik?
BAB II. PEMBAHASAN

1.      Hubungan Isi Kandungan al-Qur’an dalam Memperbaiki Akhlak Peserta Didik
Sebelum menghubungkan antara isi kandungan al-Qur’an dalam memperbaiki akhlak, maka akan terlebih dahulu membahas mengenai pendidikan akhlak itu sendiri.
Pendidikan menurut menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Pendidikan juga sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa dan mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[1]Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal di samping secara formal seperti di sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainnya.[2]
Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa baik sadar dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan menuju terciptanya kehidupan yang lebih baik.
Sedangkan akhlak Selanjutnya definisi akhlak. Kata “Akhlak”berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan tabiat.[3]
Tabiat atau watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang diulang-ulang sehingga menjadi biasa. Perkataan ahklak sering disebut kesusilaan, sopan santun dalam bahasa Indonesia, moral, dalam bahasa Inggris adalah ethos, dan ethios dalam bahasa Yunani. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta, demikian pula dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan. Di dalam Alquran kata “akhlak” diartikan sebagai budi pekerti dan adat kebiasaan.
Adapaun definisi akhlak menurut istilah ialah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Menurut Imam Ghazali, dalam kitab ihya ulumuddin, mengatakan bahwa akhlak adalah “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah dengan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.[4]
Dari berbagai definisi akhlak diatas nampak jelas sekali bahwa akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam kuat di dalam jiwa seseorang yang terlihat dalam perbuatan sehari-harinya, tanpa didahului oleh pemikiran dan pertimbangan. Dengan demikian dari definisi pendidikan dan akhlak di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah usaha sadar dan tidak sadar yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk membentuk tabiat yang baik pada seorang anak didik, sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah. Pembentukan tabiat ini dilakukan oleh pendidik secara terus-menerus dengan tidak ada paksaan dari pihak manapun.
Manusia merupakan makhluk sosial. Sehingga di manapun ia tinggal tentunya kita pasti berinteraksi dengan orang lain. Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur semuanya termasuk bagaimana seorang muslim harus bergaul, bersosialisasi dengan lingkungannya. Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar bisa bermuamalah dengan adab dan akhlak yang baik. Akhlak yang terpuji bagi seorang muslim mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan salah satu risalah yang diemban Nabi Muhammad SAW adalah menyempurnakan akhlak. Ini semua karena beliau seorang yang diakui kebaikan akhlaknya baik oleh manusia maupun Allah.
إنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأخْلَاقِ (اَلْبُخَارِىْ
“Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”(HR. Bukhori)
( وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ (اَلْقَلَمُ
”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Al-Qolam:4)
Begitu penting akhlak bagi manusia, banyak hadits-hadits yang membicarakan tentang akhlak ini. Termasuk dari kesempurnaan iman seseorang bisa dilihat dari akhlaknya.
مَا مِنْ شَيْئٍ فِى الْمِيْزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ (اَحْمَدُ وَاَبُوْدَاوُدَ
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan dari akhlak yang baik.”(HR. Ahmad dan Abu Daud).
Menurut yang lain, seorang muslim yang baik akhlakya akan dicintai oleh Nabi dan paling dekat tempat duduknya dengan beliau pada hari kiamat.
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلَاقًا (الْبُخَارِىْ
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian, dan orang yang paling dekat duduknya denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling baik akhlaknya diantara kalian” (HR. Bukhori). (Al-Jazairi, 2007 : 219).
Adapun kaitannya dengan pendidikan akhlak dalam al-Qur,an surat an-Nur ayat 31 dan surat al-Ahzab ayat 59 adalah berhubungan dengan akhlak berpakaian. Pertama mengenai akhlak berpakaian, Islam telah mengaturnya sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an dan hadist-hadist Nabi. Seorang laki-laki atau wanita yang muslim hendaknya menutup seluruh bagian dari tubuhnya yang merupakan aurat baginya. Tuntutan untuk menutupi aurat bagi laki-laki dan wanita muslim merupakan akhlak yang harus ditunaikan oleh setiap muslim. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat an-Nur ayat 31.
Artinya : Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur : 31)
Ayat yang kedua yakni terdapat pada surat al-Ahzab ayat 59, Allah SWT berfirman :
Artinya : Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (al-Ahzab : 59)
Kedua ayat tersebut merupakan anjuran untuk berperilaku yang baik. Memakai Pakaian atau hijab yang benar akan mendatangkan berbagai keutamaan dan kebaikan, terutama pada sikap dan prilaku. Oleh karenanya, syaria’at Islam telah mengajarkan untuk berakhlak yang baik dalam bergaul dan berpakaian yang sopan dalam kehidupan sehari-hari. Menutup aurat mengisyaratkan bahwa berpakaian rapi dan sopan sebagaimana yang dikehendaki agama dapat memberi rasa tenang dalam jiwa pemakainya. Ketenangan batin itu merupakan dampak yang dikehendaki oleh agama dan menutup aurat menjadi sebuah tuntutan syari’at guna menjaga wanita dari segala musibah. Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menyebutkan secara tegas fungsi-fungsi pakaian untuk menutup aurat yakni hal-hal yang tidak wajar dilihat orang lain dan rawan kecelakaan serta sebagai hiasan bagi pemakainya.
Hubungan antara isi kandungan surat an-Nur ayat 31 dan surat al-Ahzab ayat 59 adalah sebagai salah satu contoh dari pendidikan akhlak yang baik, yakni untuk memberikan peringatan kepada kita mengenai akhlak berpakaian, sebagaimana yang telah diperintahkan Allah SWT dalam FirmanNya. Akan tetapi pada kenyataannya pada zaman sekarang ini al-Qur’an yang sebagai pegangan hidup manusia seakan-akan sudah dilupakan, dan lebih mementingkan tren dibandingkan mengikuti apa yang telah diperintahkan Allah SWT.
2.      Cara Menerapkan Isi Kandungan al-Qur’an Untuk Memperbaiki Akhlak Peserta Didik
Jika melihat dari fenomena yang terjadi pada zaman sekarang ini, dimana akhlak berpakaian yang sebenarnya harus dilakukan sesuai dengan syariat Islam, namun sekarang telah bergeser dengan budaya berpakaian dari barat, untuk mengatasinya maka diperlukan usaha dari orang tua dan juga para pendidik.
a.       Benar-benar memahami isi kandungan dari ayat tersebut. Jika sudah benar-benar memahami, maka akan diketahui bahwa apa yang diperintahkan adalah benar-benar suatu kewajiban yang harus dilaksanakan, maka manusia tidak akan pernah berami melanggarnya.
b.      Sebagai pendidik atau orang tua hendaknya memberikan contoh yang baik kepada peserta didik ataupun kepada anak-anak mereka, hal ini dikarenakan pendidik ataupun orang tua adalah sosok panutan yang sangat dicontoh oleh para peserta didik adan anak-anak mereka.
c.       Memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa apa yang diperintahkan Allah SWT yang termuat dalam al-Qur’an adalah sebagai contoh yang baik bagi pendidikan akhlak.
d.      Mengikuti teladan kita yaitu Rasulullah SAW, sebagai orang yang paling mulia akhlaknya.
e.       Benar-benar menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III. PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Akhlak manusia yang baik adalah apabila akhlak atau setiap perilaku berpegang pada al-Qur’an. Hubungan antara ayat al-Qur’an dengan pendidikan akhlak adalah memberikan gambaran yang baik, tentang bagaimana berpakaian yang sopan dan itu sudah termasuk dalam pendidikan akhlak yang baik.
2.      Cara menerapkan isi kandungan al-Qur’an adalah dengan :
a.       Memahami isi kandungan ayat tersebut.
b.      Memberikan contoh yang baik kepada para peserta didik.
c.       Memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa apa yang diperintahkan Allah SWT adalah suatu kewajiban, maka harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
d.      Mengikuti teladan kita Rasulullah SAW.
e.       Benar-benar mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.     KRITIK DAN SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya Ilmiah ini masih terdapat banyak sekali kesalahan-kesalahan. Maka dari itu sekiranya kepada para pembaca yang budiman supaya dapat memberikan kritik dan saran supaya nanti lebih baik kedepannya. Semoga apa yang tertuang dalam karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Amin.



DAFTAR PUSTAKA

A Mustafa. Akhlak Tasawuf,  Jakarta: Pustaka Setia, 1999, Cet. III,
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2009,
Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin, Darur Riyan, 1987, Jilid. III, 
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Karya, 2004,Cet. IX,



[1] Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2009, hal.1
[2]Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Karya, 2004,Cet. IX, hal. 11
[3] A Mustafa. Akhlak Tasawuf,  Jakarta: Pustaka Setia, 1999, Cet. III, hal. 11.
[4] Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin, Darur Riyan, 1987, Jilid. III,  hal. 58.

Comments

  1. Vdara Rama vr Archives - Videodl.cc
    Vdara Rama vr Archives - Vdara Rama vr. Vdara Rama vr. Vdara Rama youtube to mp3 free vr. Vdara Rama vr. Vdara Rama vr. Vdara Rama vr. Vdara Rama vr. Vdara Rama vr. Vdara Rama vr. Vdara Rama vr. Vdara Rama vr. Vdara Rama vr.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts