PRINSIP-PRINSIP EVALUASI PAI TERINTEGRASI




Evaluasi dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan baik dalam suasana formal maupun informal, didalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus. Evaluasi dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti tes tertulis, penilaian hasil kerja siswa melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa (forto folio), dan evaluasi unjuk kerja (performance) siswa.
Pelaksanaan evaluasi agar akurat dan bermanfaat baik bagi peserta didik, pendidik ataupun pihak yang berkepentingan, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.      Valid
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpercaya dan shahih. Artinya ada kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Evaluasi dapat dikatakan benar apabila test yang digunakan dapat memberikan keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan. Missal apabila untuk mengetahui psikomotoruk peserta didik, maka test harus menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat psikomotorik.
2.      Berorientasi kepada kompetensi
Dengan berpijak pada kompetensi, maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah
3.      Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
4.      Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau senbunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
5.      Ikhlas
Evaluasi dilakukan dengan niat yang bersih, dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan dan berkepentingan peserta didik.
6.      Praktis
Evaluasi dilakukan dengan mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indicator, yaitu: a) hemat waktu, biaya dan tenaga; b) mudah diadministrasikan; c) mudah menskor dan mengolahnya; dan d) mudah ditafsirkan.
7.      Dicatat dan akurat
Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
Ada beberapa prinsip lain yang harus diperhatikan dalam evaluasi pendidikan Islam, yaitu:
a.)    prinsip kontinuitas (kesinambungan)
bila aktifitas pendidikan Islam dipandang sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, maka evaluasi pendidikannya pun harus dilakukan secara kontinu. Prinsip ini selaras dengan istiqamah dalam Islam, yaitu setiap umat Islam hendaknya tetap tegak beriman kepada Allah SWT yang diwujudkan dengan senantiasa mempelajari Islam dan mengamalkannya.
b.)    prinsip menyeluruh (komprehensif)
prinsip yang melihat semua aspek, meliputi kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan sebagaianya, sebagaiamana diisyaratkan dalam al-Quran surat al-Zalzalah (99) ayat 7-8 yang artinya : (7) Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (8) dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.
c.)    prinsip obyektifitas
objektif dalam arti bahwa evaluasi itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi oleh unsure-unsur subjektifitas dari evaluator. Allah SWT memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi. Jangan karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi yang dilakukan.
d.)   prinsip mengacu pada tujuan
setiap aktifitas sudah pasti mempunyai tujuan tertentu, karena aktifitas yang tidak mempunyai tujuan berarti pekerjaan sia-sia.

Comments

Popular Posts