Hati yang Berubah

Pada perkenalan pertama, kau goda aku, kau rayu aku, kau suruh aku menerima cintamu.
Aku berusaha menolakmu, meminggirkanmu, membuangmu, bahkan mengacuhkanmu.
Tapi kau terus berikan cintamu, rasa perhatianmu, bahkan rasa sayang yang lebih.
Menolakmu dengan kasar saja tidak mempan, apalagi dengan cara halus.
Kau terus mengejarku.
Aku pun sudah lelah menolakmu.
Tapi, kau terus mengejarku.
Aku berteriak meminta kau pergi, tapi kau juga masih mendekat.
Aku berada di situasi sulit.
Apa aku harus menyerah?
Semakin aku menjauhimu, semakin kau mendekatiku.
Hatikupun perlahan menerima kehadiranmu.
Luluh, pertahananku jebol.
Aku menerima cintamu.
Aku mendapat limpahan cinta dan kasih sayangmu, hingga rasanya aku tak kuat menanggung beban cinta yang kau berikan.
Itulah kau, dengan sejuta kegigihan dan kesabaran.
Melimpahkan segala cinta yang kau punya padaku.
Seiring berjalannya waktu, Selain kasih sayang, cinta, dan perhatian yang kau berikan, tapi kau juga memberiku pengekangan.
Aku tidak boleh ini, itu.
Aku tidak boleh begini begitu.
Aku harus begini harus begitu.
Aku mulai berfikir dan tersimpan beberapa pertanyaan didalam kepalaku.
Apa benar kau mencintaiku?
Apa benar cinta memang begini?
Apa cinta selalu mengekang?
Apa cinta tidak ada kebebasan?
Aku terlalu keras berfikir hingga aku frustasi.
Aku sakit.
Sakit karena memikirkan perlakuanmu.
Flashback.
Meingat-ingat apa yang sudah kulakukan padamu hingga kau perlakukan aku begini.
Apa karena dulu aku sering menolakmu?
Mengacuhkanmu?
meminggirkanmu?
Hingga kau balas aku dengan kejam seperti ini?
Lalu aku harus bagaimana?
Aku tidak menyukai perlakuanmu padaku.
Tapi mau bagaimana lagi, aku terlanjur mencintaimu.

Comments

Popular Posts