PELAKSANAAN PENDIDIKAN DALAM KONTEKS MASAIL FIQHIYAH (ZIKIR DAN DO’A)



 
Pada suatu madrasah terdapat mushalla yang selalu digunakan oleh siswa dan guru untuk shalat berjamaah. Setelah selesai shalat, kemudian guru tersebut berdzikir dan berdo’a yang diikuti siswa. Namun ketika ia menengok ke belakang, ternyata hanya beberapa orang siswa saja yang masih tinggal. Melihat kedaan itu guru tersebut mencoba menjelaskan kepada siswa di kelas betapa pentingnya berdzikir dan berdo’a terutama setelah melaksanakan shalat wajib.
Guru yang mengajar mata pelajaran Fiqih memberi pelajaran dan menyampaikan di depan kelas  tentang apa itu berdzikir dan berdoa. Berdzikir adalah mengingat Allah yang dapat dilakukan dengan hati dan lisan berupa ucapan tasbih, memuji, menyanjung dan menyebut sifat-sifat kebesaran dan keagungan serta sifat kesempurnaan yang dimilikinya. Di dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 41-42 Allah SWT befirman:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#râè0øŒ$# ©!$# #[ø.ÏŒ #ZŽÏVx. ÇÍÊÈ   çnqßsÎm7yur Zotõ3ç/ ¸xϹr&ur ÇÍËÈ 
“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.”
 Dari ayat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya berdzikir dalam kehidupan ini. Apalagi brdzikir sesudah shalat lima waktu.
1.      Adab berdzikir
Ada beberapa adab berdzikir yang harus dilakukan oleh seseorang bila ia ingin berdzikir:
a.       Dzikir disunahkan dengan suara pelan
b.      Orang yang berdzikir haruslah bersih pakaianya dan suci badanya dari hadas
c.       Orang yang berdzikir sebaiknya memakai harum-haruman dan menghadap kiblat
Bacaan dzikir
2.      Bacaan zikir
Dalam salah satu hadis Rasululah SAW menyebutkan bahwa dzikir yang disukai Allah ialah: Tasbih 33X,
Subkhanallah 33X, Takbir 33X, Tahmid 33X. Ditutup dengan kalimat
Laailaaha illallahu wahdahu laa sariikalahu, lahulmulku walahulkhamdu yuhyi wa yumiti wahuwa alaa kulli say’in Qodir. Laa khaula walaa kuwwata illa billahi.
Setelah berdzikir dengan khusuk maka sebaiknya diiringi dengan doa. Berdoa adalah memohon sesuatu kebaikan berupa keteguhan iman, keselamatan hidup dan memohon rizki kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 186 yang berbunyi:
#sŒÎ)ur y7s9r'y ÏŠ$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=ƒÌs% ( Ü=Å_é& nouqôãyŠ Æí#¤$!$# #sŒÎ) Èb$tãyŠ ( (#qç6ÉftGó¡uŠù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 šcrßä©ötƒ ÇÊÑÏÈ  
“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah 186)
Ayat ini memberi gambaran bahwa :
a)      Allah SWT adalah selalu dekat kepada orang yang suka berdo’a kepadanya
b)      Allah akan mengabulkan do’a orang yang berdo’a kepaNya, asalkan :
1)      Manusi itu memenuhi perintahNya
2)      Dan beriman kepadaNya
3)      Agar selalu berada dalam kebenaran
3.      Adab berdo’a
Memanjatkan doa kepada Allah SWT agar do’a dikabulkan, antara lain harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a)      Dilakukan dengan mengangkat kedua tangan setinggi bahu dan menghadap kiblat
b)      Membaca salawat atas nabi muhammad SAW
c)      Merendahkan suara antara terdengar dengan tidak terdengar. Memimpin doa sebaiknya bersuara nyaring
d)     Berdo’a dilakukan dalam keadaan suci dari hadas, merendahkan diri, khusyuk, sepenuh hati, penuh harapan dan keyakinan atas do’a yang dipanjatkan
e)      Mengulang-ngulang do’a, tidak putus asa bila do’a belum dikabulkan
f)       Selesai berdo’a, menghapuskan kedua telapak tangan ke muka
4.      Waktu yang baik untuk berdo’a
Memanjatkan do’a kepada Allah SWT perlu diketahui waktu yang tepat (mustajab) agar do’a diterima oleh Allah. Adapun waktu yang dimuliakan oleh Allah SWT adalah:
a)      Malam dan hari jum’at
b)      Sepertiga malam (menjelang subuh)
c)      Bulan ramadhan baik siang maupun malam
d)     Bulan rajab, sya’ban, muharram, dan bulan safar
e)      Hari arafah (9 dzulhijjah
Disamping waktu yang disebutkan di atas, masih ada kesempatan berdo’a yang istimewa seperti :
a)     Waktu akan mendirikan salat dan sesudah salat fardhu
b)     Diantara adzan dan iqamat
c)     Waktu sujud dalam salat
d)    Waktu membaca dan khatam Al-Qur’

            Setelah dijelaskan  mengenai tata cara dzikir dan berdo’a, siswa diminta mempraktikan tentang zikir dan do’a. Kemudian salah satu dari siswa ada yang bertanya. Apakah bedanya berdo’a untuk diri sendiri dan orang lain?  Guru menjawa: Tidak berbeda antara berdoa dengan diri sendiri dan orang lain. Bedanya hanya pada setiap kata untuk diri sendiri diganti dengan untuk orang lain. Bagaiman bunyi do’a apabila kita ingin mendoakan kaum muslimin dan muslimat? Guru menjawab:
            Artinya:
“ Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, orang mu’minin dan mu’minat, baik yana masih hidup dan yang sudah mati, karena sesungguhnya Engkau maha Mendengar, Maha Dekat dan mengabulkan bagi yang memohon”
            Semua do’a tersebut diatas tentu saja tidak mesti diucapkan dalam bahasa Arab. Kalau sekiranya sekiranya do’a tersebut dirasakan lebih khusu’ dalam bahasa sendiri/ indonesia maka berdo’alah dengan menggunakan bahsa tersebut.
            Setelah mempelajari materi tentang dzikir dan do’a siswa dapat mengungkapkan tata cara berdzikir dll.


Comments

Popular Posts