MODEL GEORGE BETTS (MODEL AOTONOMOUS LEARNER)
Modelnya
didasarkan pada konsep “pembelajar mandiri” (autonomous learner). Pembelajar mandiri adalah mereka yang mampu
menyelesaikan madalah atau mengembangkan gagasan-gagasan baru dengan
mengombinasikan cara piker divergen atau konvergen tanpa terlalu banyak dibantu
orang luar untuk memilih bidang-bidang tindakan yang dikehendakinya (Betts dan
Knapp, 1981).
Professor
George Betts dan Jolene Kercher menciptakan Autonomous
Learner Model (ALM) untuk mendorong pola pembelajaran yang self-directed untuk siswa-siswa yang
berbakat. Tujuan utama model ini adalah memfasilitasi perkembangan siswa agar
menjadi pembelajar yang independen, mandiri, dengan pengembangan skill,
konsep-konsep, dan sikap-sikap positif dalam ranah kognitif, emosional dan social.
Model
ini dirancang untuk menggiring siswa menuju peran para pembelajar, yang dapat
mengontrol proses belajarnya sendiri, dengan guru sebagai pihak yang berperan
fasilitator. Dengan pendekatan yang fleksibel, model ini dapat digunakan di
kelas-kelas regular (untuk semua siswa dan lintas tahapan perkembangan), pada
kelompok-kelompok kecil, pada kursus-kursus privat, atau pada bidang-bidang
pembelajaran tertentu atau lintas kurikulum.
Lima
dimensi model ini antara lain:
1. Orientasi –
memahami bakat dan potensi, aktifitas-aktifitas kelompok, pengembangan
diri/personal.
2. Pengembangan Individual –
pemahaman intra/interpersonal, skill-skill belajar, pemanfaatan teknologi,
kesadaran universitas/karier, skill-skill organisasional dan produktivitas.
3. Kekayaan –
pelajaran, eksplorasi, investigasi, aktifitas-aktifitas cultural, layanan
masyarakat, darmawisata, camp.
4. Seminar –
presentasi kelompok kecil tentang persoalan-persoalan umum, isu-isu masa depan,
isu-isu problematic dan controversial atau topic-topik pengetahuan tingkat
lanjut.
5. Studi Mendalam –
proyek-proyek individu, proyek-proyek kelompok, mentor, presentasi, penilaian
diri dan orang lain.
Sumber : Model-model Pengajaran dan
Pembelajaran (MH)
Comments
Post a Comment