METODE DEMONSTRASI
a.
Pengertian
metode demonstrasi
Istilah demonstrasi dalam pengajaran
dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan
verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda.
Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba terlebih dahulu
sebelum di demonstrasikan orang yang mendemonstrasikan (guru, murid, atau orang
lain) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang didemonstrasikan.[1]
Pengertian metode demonstrasi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dsb); cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.[2]
Sedangkan pengertian demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan.[3]
Menurut Armai Arif, metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya
suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.[4]
Metode demonstrasi menurut Zakiyah
Darajat adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas
suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan suatu kepada
anak didik.[5]
Jadi metode demonstrasi adalah
teknik dalam mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain dengan
siswa diminta untuk memeragakan sesuatu. Dengan tujuan untuk memperlihatkan
kepada seluruh warga kelas tentang proses atau cara melakukan sesuatu.
b.
Tujuan metode
demonstrasi
Setiap
kegiatan yang dilakukan pasti mempunyai tujuan. Begitu juga dengan metode
demonstrasi yang berkaitan dengan pendidikan atau pengajaran. Adapun tujuan
dari metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk memperjelas
pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses
terjadinya sesuatu.[6]
Menurut
nana sudjana, tujuan dari metode demonstrasi adalah untuk memperagakan atau
mempertunjukkan suatu keterampilan yang akan dipelajari siswa.[7]
Dari
beberapa uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari metode
demonstrasi adalah untuk menghilangkan kesulitan dalam materi pelajaran,
sehingga siswa akan semakin mengerti, memahami dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari
c.
Prinsip-prinsip
dalam penerapan metode demonstrasi
Prinsip-prinsip
dalam penerapan metode demonstrasi adalah memuat analisis materi pendidikan
yang lebih luas dengan melakukan analisis terhadap kurikulum yang ada.
Dengan
menggunakan metode demonstrasi, berarti kita menyampaikan suatu materi dengan
berkomunikasi pada orang lain, sehingga orang lain mengerti dan memahami.oleh
karena itu diperlukan prinsip-prinsip sebagai berikut :
i.
Menciptakan
hubungan yang baik dan menarik perhatian murid
ii.
Menjelaskan
dengan lebih jelas, sehingga orang yang sebelumnya belum memahami akan dapat
memahami setelahnya
iii.
Memikirkan
pokok-pokok atau inti dari metode demonstrasi, supaya murid lebih memahaminya
d.
Langkah-langkah
dalam pelaksanaan metode demonstrasi
Dalam
melaksanakan metode demonstrasi tidak serta merta dilaksanakan. Karena ketika
metode demonstrasi dengan serta merta dilaksanakan maka hasil yang dicapai
tidak akan maksimal. Untuk itu diperlukan langkah-langkah dalam pelaksanaannya.
Dengan harapan metode demonstrasi yang dilakukan dapat mencapai hasil yang
maksimal. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan metode demonstrasi adalah
sebagai berikut :
1.)
Perencanaan
Adapun hal yang harus dilakukan
adalah :
i.
Merumuskan
tujuan
ii.
Menerapkan apa
saja langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi yang akan dilaksanakan
iii.
Memperhitungkan
waktu yang dibutuhkan
iv.
Selama
demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri, apakah
keterangannya dapat diterima atau didengar dengan jelas oleh murid
v.
Menetapkan
rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik
2.)
Pelaksanaan
Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
i.
Memeriksa
dengan teliti hal-hal yang telah disebutkan diatas
ii.
Memulai
demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
iii.
Mengingat
pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi tepat mencapai
sasaran
iv.
Memperhatikan
keadaan siswa
v.
Memberikan
kesempatan pada siswa untuk aktif
vi.
Menghindari
ketegangan
3.)
Evaluasi
Sebagai
tindak lanjut setelah di adakannya demonstrasi sejalan dengan kegiatan-kegiatan
belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas ataupun dengan
menjawab pertanyaan yang telah diberikan.
Dengan
demikian, ketika seorang guru akan melaksanakan demonstrasi maka harus
memperhatikan beberapa hal diatas. Dengan tujuan agar metode ini dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
e.
Kelebihan dan
kekurangan metode demonstrasi
Dalam
suatu metode pastilah terdapat suatu kelebihan dan kekurangan.
v Kelebihan metode demonstrasi
i.
Dapat membuat
pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari
verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat)
ii.
Siswa lebih
mudah memahami apa yang dipelajari
iii.
Proses
pengajaran lebih menarik
iv.
Siswa
dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan
dan mencoba melakukan sendiri-sendiri.[8]
v Kekurangan metode demonstrasi
i.
Memerlukan
waktu yang cukup banyak, namun hal ini dapat ditutpi dengan menyediakan waktu
khusus yang cukup memadai untuk melaksanakan metode demonstrasi.
ii.
Apabila terjadi
kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efektif, oleh karena itu
perlu melengkapi semua yang diperlukan dalam menggunakan metode demonstrasi.
Bila
siswa tidak aktif, maka metode demonstrasi menjadi kurang efektif, utnuk itu
siswa harus ikut serta.
[1] Ramayulis, Metodologi
Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 1990, hlm. 150
[2] Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Op.cit, hlm.652
[3] Ibid, hlm. 221
[4] Armai Arif, Pengantar
Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta, Ciputat Press, 2002, hlm.
190
[5] Zakiyah
Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1992, hlm.
232
[6] Muhibbin Syah,
Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, Remaja Rosda
Karya, 2000, hlm. 208
[7] Nana Sudjana, Dasar-dasar
Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 1984, hlm. 217
[8] Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka
Cipta, 2002, hlm. 102-103
Comments
Post a Comment